Berbicara soal hewan punah, apa sih yang ada di pikiranmu? Dinosaurus? Mammoth? Harimau Tasmania? Well, ada satu spesies unggas yang ...

7 Fakta Tentang Dodo, Burung Punah Asal Mauritius yang Tak Bisa Terbang

0 Comments



 Berbicara soal hewan punah, apa sih yang ada di pikiranmu? Dinosaurus? Mammoth? Harimau Tasmania? Well, ada satu spesies unggas yang telah punah, yakni burung Dodo! Burung yang dikenal tak bisa terbang ini berasal dari Mauritius, negara kepulauan kecil di sebelah timur Madagaskar.

Kapan dan mengapa burung Dodo bisa punah? Apakah karena ulah manusia atau kondisi alam? Daripada bertanya-tanya, lebih baik temukan jawabannya di bawah ini!

1. Burung dengan tinggi 1 meter yang berasal dari Mauritius


Dodo (Raphus cucullatus) ialah burung punah yang tak bisa terbang. Memiliki tinggi sekitar 1 meter dan berat 10,6-17,5 kg, Dodo merupakan burung endemik asal Mauritius, negara kepulauan yang terletak di sebelah timur Madagaskar. Keberadaan Dodo hanya bisa dibuktikan dari gambar, catatan tertulis dan lukisan dari abad ke-17.

Burung ini secara historis digambarkan gemuk, berbulu abu-abu kecokelatan, berkaki kuning, memiliki sejumput bulu ekor dan paruh yang tebal. Dodo memiliki kerabat dekat yaitu Solitaire Rodrigues yang juga telah punah. Kerabat dekat Dodo lainnya adalah merpati Nicobar.

2. Dodo diperkirakan punah pada tahun 1662



Berdasarkan catatan tertulis, Dodo disebut pertama kali oleh pelaut berkebangsaan Belanda pada tahun 1598. Pada tahun-tahun berikutnya, burung ini diburu oleh pelaut dan spesies invasif, sementara habitatnya dihancurkan. Terakhir kali Dodo terlihat adalah pada tahun 1662.

Kepunahannya tidak segera diketahui, sebagian justru menganggap Dodo sebagai hewan mitos. Pada abad ke-19, dilakukan penelitian tentang Dodo, berdasarkan sisa-sisa tengkorak kepala kering, satu-satunya jaringan lunak Dodo yang masih ada sampai kini. Kepunahan Dodo menjadi tanda tanya, karena terjadi kurang dari satu abad saja.

3. Tak bisa terbang, tapi diperkirakan bisa berlari dengan cepat


Studi dari tulang kakinya menunjukkan bahwa Dodo bisa berlari cukup cepat. Kaki-kakinya kuat untuk menopang berat tubuhnya dan bisa bergerak dengan gesit. Sementara, sayapnya memiliki ukuran yang kecil dan pendek, sehingga membuatnya tak bisa terbang. Dodo juga memiliki otot dada dan sayap yang lemah.

Dodo tak memiliki predator alami. Beberapa ahli biologi menuturkan bahwa Dodo kehilangan kemampuannya untuk terbang karena tak memiliki pemangsa. Akhirnya, tubuh Dodo pun beradaptasi, menjadikan sayapnya jadi lebih kecil dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

4. Apa saja yang Dodo makan?


Dodo tinggal di Mauritius, negara kepulauan yang memiliki iklim tropis. Makanan yang mereka makan pun bervariasi, mulai dari kacang-kacangan, biji-bijian, umbi, akar serta buah-buahan yang jatuh dari pohon. Bukan hanya itu, Dodo juga makan ikan, kerang dan kepiting, menjadikannya sebagai hewan omnivora. Uniknya, Dodo akan memakan batu untuk membantu sistem pencernaannya.

Orang-orang di masa lalu menuturkan cara untuk menandai musim kemarau dan musim hujan. Yakni dengan melihat kebiasaan Dodo. Hewan ini biasanya menggemukkan diri dengan makan banyak buah pada akhir musim hujan. Hal ini Dodo lakukan supaya bisa bertahan hidup di musim kemarau, ketika makanan menjadi langka.

5. Dodo meletakkan telurnya di atas permukaan tanah


Karena tak memiliki predator alami, Dodo merasa aman dan meletakkan telurnya di atas tanah. Telurnya berukuran besar dan biasanya Dodo hanya bertelur satu butir saja pada periode musim kawin. Padahal, unggas dan hewan lain bertelur dalam jumlah banyak untuk meningkatkan kemungkinan menetasnya telur tersebut.

Kebiasaan Dodo ini akhirnya membawa konsekuensi tersendiri. Pendatang yang berasal dari Eropa membawa hewan-hewan yang mengancam keberadaan Dodo. Mulai dari kera, kucing, tikus dan babi yang menjadi liar dan buas. Dodo semakin tersudut dan perlahan-lahan mengurangi jumlah spesiesnya.

6. Manusia bertanggung jawab atas kepunahan Dodo


Hidup Dodo baik-baik saja sebelum kedatangan manusia di Mauritius. Dodo tak memiliki predator alami, membuatnya aman tinggal di pulau tropis tersebut. Karena terbiasa hidup tanpa predator, membuat Dodo tidak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan dengan segera menjadi sasaran empuk bagi manusia yang mulai mendiami Mauritius.

Para pelaut yang tiba di Pulau Mauritius pada tahun 1598 mulai berburu burung Dodo. Dodo menjadi sasaran empuk karena mereka tidak takut pada manusia dan menjadi mangsa yang mudah untuk ditangkap. Mereka melakukan pembunuhan massal sampai akhirnya Dodo dinyatakan punah pada tahun 1662. Menyedihkan, bukan?

7. Ada kemungkinan untuk 'menghidupkan kembali' burung Dodo


Peneliti merencanakan untuk melakukan de-extinction pada burung Dodo. Ini merupakan program ilmiah di mana kita mungkin bisa memperkenalkan kembali spesies yang punah. Terdengar tak masuk akal? Bagaimana caranya ilmuwan menghidupkan kembali hewan yang sudah mati, ya?

Jaringan lunak Dodo diawetkan dan diharapkan bisa dipakai untuk melakukan de-extinction. Rencananya akan dilakukan percobaan pada merpati Nicobar, kerabat dekat Dodo. Ini karena DNA keduanya masih memiliki kemiripan. Apakah program ini berhasil? We will know soon!

Nah, itulah 7 fakta menarik seputar Dodo, burung punah yang berasal dari Mauritius. Semoga informasi ini bermanfaat untukmu, ya!


You may also like

No comments:

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive